Wednesday, November 13, 2013

Performa Kreativitas Pribadi


Halo teman-teman..
Udah lihat foto diatas belum? Nah foto itu adalah performa kreativitas pribadi yang akan saya tampilkan. Kenapa lukisan? Karena menurut saya lukisan inilah 'wadah' dimana saya bisa mengungkapkan apa yang ingin saya katakan, lukisan juga dapat memberikan saya ketenangan dalam melakukan prosesnya dimana saya merasa bebas dan dapat menyelesaikan lukisan ini tanpa diburu oleh waktu dan kebetulan juga saya hobi melukis maka saya akan menampilkan ini sebagai performa kreativitas pribadi. Ayo terusin baca posting-an ini ya teman-teman :D

Ada beberapa alat yang digunakan untuk melukis, yaitu:

1. Kanvas



2. Kuas



3. Cat Minyak/Air


Saya mulai melukis sekitar 3 tahun terakhir dan saya menghasilkan 5 lukisan seperti yang telah terpampang di awal posting-an ini. Untuk lebih jelasnya saya akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai lukisan saya tersebut secara satu per satu.


1. Lukisan ini terinspirasi dari lukisan yang dibuat oleh teman saya yang bernama Jeong Joory. Dia adalah seseorang berkebangsaan Korea yang mengikuti kelas seni. Mengapa saya malah terinspirasi hanya pada gambar ini? karena menurut saya gambaran yang dibuatnya lumayan unik dan saya suka melihat campuran warna yang dibuatnya sehingga saya ingin membuat gambaran yang hidup seperti yang dilakukan olehnya.













2. lukisan yang kedua ini adalah lukisan hasil bersama yang saya lakukan dengan teman sekolah saya dahulu. Kami melukis ini tanpa adanya paksaan dan kami memilih tema lukisan ini secara bebas.

















3. untold story. Seperti itulah saya menamakan lukisan ini. Mengapa saya menamakannya seperti itu? karena ada hal yang 'tersimpan' didalam lukisan tersebut. Jika teman-teman dapat melihat lebih seksama, sebenarnya ada sosok perempuan yang ada di samping tokoh pria tersebut. Saya juga tidak mengerti mengapa saya melukiskannya seperti itu, namun saya merasa ada hal yang berbeda dari lukisan saya ini dan saya ingin menunjukkannya dengan bayangan wanita yang telah saya hapus dengan 'sengaja' di lukisan tersebut.












4. Lukisan ini adalah suatu gambaran pemandangan yang 'bila ada' tersebut, saya sangat ingin mengunjunginya. Saya dapat membayangkan tempat tersebut dengan rasa nyaman dan tenang.











5. Lukisan terakhir ini sebenarnya adalah lukisan makanan cemilan prancis yang dinamai dengan macaroon. Macaroon ini adalah cemilan yang sudah ada dari zaman kerajaan. saya terinspirasi untuk melukis ini dikarenakan saya suka menonton film Marie Antonniette.








Nah, selanjutnya saya akan mengaitkan performa ini dengan teori yang telah saya pelajari di kelas kreativitas, yaitu teori 4P. Berikut adalah penjabarannya..


1.    Person
            Berdasarkan aspek ini, kreativitas merupakan ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif inilah yang mencerminkan originalitas dari masing-masing individu. Saya akan menjelaskan hal ini dan dikaitkan dengan teori 4P, di mana saya akan menjelaskan “apa, bagaimana, siapa, dll yang dianggap sebagai pribadi kreatif.” Orang yang saya bicarakan pada bagian person ini adalah diri saya sendiri. Di mana saya setuju dengan pernyataan diatas bahwa kreativitas merupakan ungkapan diri kita yang memunculkan keunikan yang membuat kita berbeda dengan yang lainnya, dan juga kreativitas itu dapat muncul dalam bentuk ungkapan lain, seperti lukisan, di mana ada makna yang tersirat yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Hal itulah yang saya rasakan ketika saya melukis, saya merasa bahwa saya adalah orang yang agak kesulitan untuk mengatakan hal yang ingin saya katakana secara langsung, jadi sering kali saya ‘melampiaskan’nya dengan cara melukis. Walaupun saya tau lukisan yang saya buat tidaklah seberapa, namun saya lebih mementingkan rasa puas dan kelegaan yang saya rasakan ketika lukisan-lukisan itu selesai.

2.    Press
            Jika dikaitkan dengan aspek ini -di mana pada aspek ini menyatakan bahwa seseorang akan menghasilkan suatu produk kreativitas karena adanya dorongan yang berasal dari diri (motivasi intrinsik) dan dorongan yang berasal dari luar, seperti lingkungan, keluarga, sekolah, dll- saya merasa bahwa dorongan (press) yang lebih berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas adalah dorongan yang berasal dari dalam diri saya. Mengapa demikian? Karena saya merasa lingkungan dan keluarga saya hanya mendukung seadanya saja terhadap hobi saya tersebut, namun bukan berarti tidak mendukung saya sama sekali, karena keluarga saya sering memberikan saya waktu luang dan memberikan fasilitas yang baik untuk melukis tanpa adanya gangguan, namun ketika produk itu selesai, mereka lebih cenderung bersikap ‘biasa-biasa saja’. Jadi karena saya mengetahui kondisi eksternal yang kurang mendukung saya, saya mencoba untuk memunculkan motivasi intrinsik pada diri saya sendiri.

3.    Process
            Aspek ketiga ini menyatakan bahwa anak dapat mengembangkan kreativitas jika diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan diberikan waktu untuk bersibuk diri secara kreatif. Dalam aspek ini, berdasarkan pengalaman saya, saya merasa baik keluarga maupun sekolah, sama-sama memberikan waktu luang untuk saya agar saya dapat melukis ataupun menggambar. Dalam hal ini saya merasa diuntungkan dengan adanya mata pelajaran “kesenian” di sekolah saya dulu, di mana guru yang mengajar sering mengajak kami untuk menggambar namun tidak diberikan tekanan dan tidak diberikan konsep yang kaku sehingga saya merasa lebih luwes untuk mengekspresikan hobi saya tersebut.
4.    Product
            Dan aspek yang terakhir ini adalah aspek yang menyatakan bahwa kondisi anak yang memungkinkan untuk menghasilkan produk yang kreatif adalah kondisi dimana adanya dukungan yang berasal dari luar dan juga diperlukan adanya motivasi yang berasal dari individu tersebut. Berdasarkan hobi saya, jelas bahwa produk yang saya hasilkan adalah berupa lukisan yang berisikan ekspresi saya ataupun ungkapan saya terhadap sesuatu yang menarik. 



Itulah yang bisa saya jelaskan mengenai lukisan yang telah saya buat sebagai hasil produk kreativitas. walaupun menurut orang lain karya saya belum seberapa, saya membuat lukisan ini bukan didasarkan pada hasilnya, melainkan lebih mementingkan proses pembuatan dan perasaan 'lega' ketika lukisan ini selesai. Dan saya juga tidak menutup pikiran saya, saya akan merasa sangat berterima kasih bagi teman-teman yang ingin memberikan komentar, kritik dan saran mengenai produk kreativitas saya ini..


Resume Pembelajaran dan Teknik Kreatif


Kurikulum berdiferensiasi untuk siswa berbakat

A.   Pengantar
      Kurikulum adalah serangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Departemen pendidikan dan kebudayaan 1994:4).


B.   Kurikulum Berdiferensiasi


            Kurikulum umum bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak pada umumnya, sedangkan kurikulum berdeferensiasi merupakan jawaban terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan anak didik (Utami munandar,1992) . Untuk melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat perlu diusahakan pendidikan yang berdiferensiasi, yaitu yang memberi pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa (Ward,1980). Kurikulum berdiferensiasi bertujuan memberi pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa.

Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam kurikulum berdeferensiasi untuk siswa berbakat (clark,1983) :

Þ  Materi yang lebih maju
Þ  Bekerja dengan konsep dan proses pemikiran   yang abstrak
Þ  Mencipta informasi dan produk baru
Þ  Pengembangan dari pertumbuhan pribadi dalam sikap an Perasaan

Sisk (1987) merumuskan asas kurikulum yang berdeferensiasi yang dikembangkan oleh Leadership Training Institute sebagai berikut :

Þ  Menyampaikan materi yang berhubungan dengan tema yang luas
Þ  Memadukan banyak disiplin dalam bidang studi
Þ  Mengembangkan keterampilan belajar yang mandiri atau diarahkan kepada diri sendiri

C.    Modifikasi Kurikulum
      Maker (1982) menekankan bahwa kurikulum anak harus dimodifikasi agar memperoleh pembelajaran yang sesuai, diantaranya adalah lingkungan belajar, konten pembelajaran, proses atau metode pembelajaran dan proses belajar siswa. Dengan demikian siswa berbakat menjadi pelajar yang aktif dalam lingkungan yang memupuk perkembangan keterampilan dan kemampuan baru.
            Hal yang perlu dimodifikasi ialah:
1.    Modifikasi konten kurikulum
2.    Modifikasi Proses/metode pembelajaran
3.    Modifikasi produk belajar
4.    Memilih modifikasi yang sesuai
5.    Modifikasi lingkungan belajar
6.    Rencana Kurikuler

D.   Ilmu pengetahuan alam untuk siswa berbakat


o   Sains (IPA) dan dan matematika amat penting dalam pendidikan siswa saat ini dan memerlukan pengembangan tesu menerus. Memenuhi kebutuhan siswa berbakat dalam sains (IPA) dan matematika penting untuk kesejahteraan masyarakat dan individu

o   Bahasa tidak hanya merupakan alat sosialisasi tetapi juga sebagai dassar perkembangan kecerdasan. Pembelajaran bahasa menekankan pengarahan diei,keterampilan kreatif produktif, abstraksi dan pemikiran tingkat tinggi serta penggunaan tema yang luas dalam prestasi materi.

o   Dalam pembelajaran IPS untuk siswa berbakat,penekanannya adalah memberikan siswa berbakat, alat untuk memberikan sumbangan orisinal terhadap masyarakat dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.


Model belajar mengajar kreatif

Banyak model belajar mengajar yang dapat digunakan dan bermanfaat bagi ssiswa pada umumnya dan khususnya bagi siswa berbakat di dalam kelas.  Berikut ini 8 model yang dapat memberikan sumbangan bermankan bagi pendidikan siswa berbakat, khususnya yang berkenaan dengan pengembangan kreativitas. Untuk kurikulum yang komprehensif model dapat digabung untuk digunakan dalam tujuan tertentu .

Khususnya untuk pengembangan kreativitas anak berbakat , setiap model itu diantaranya :

1.      Taksonomi Bloom tentang Sasaran Pendidikan Ranah Kognitif memungkinkan peningkatan berpikir kreatif melalui sintesis.

2.      Model Struktur Intelek dari Guilford, melalui kategori berpikir divergen, aspek-aspek seperti kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dalam berpikir dapat dilatih.

3.      Model Talenta Berganda dari Taylor terutama di bidang kreatif-produktif dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.

4.      Model Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif mengajukan tiga tingkat , mulai dari yang relatif sederhana sampai dengan yang majemuk untuk belajar kreatif.

5.      Model Enrichment Triad dari Renzulli memberikan kesempatan pengalaman pengayaan, dan khususnya menyelidiki masalah merupakan tantangan bagi siswa berbakat, namun semuanya dapat memupuk kreativitas.

6.      Model Williams tentang Perilaku Kognitif-Afektif di Dalam Kelas mengingatkan kita bahwa perilaku kreatif tidak hanya menuntut kemampuan berpikir kreatif, tetapi juga ciri-ciri afektif dari kreativitas.

7.      Model Taksonomi Sasaran Pendidikan Afektif dari Krathwohl menekankan pentingnya mengembangkan sistem nilai pada semua siswa dan khususnya siswa berbakat, yang mendasari perilaku secara konsisten. Hal ini penting untuk membantu mewujudkan kreativitas yang konstruktif dan tidak yang destruktif.

8.      Model Pendidikan Integratif dari Clark mengajukan konsep yang terpadu tentang kreativitas, yang memerkukan perpaduan antara fungsi berpikir, perasaan, pengindraan, dan firasat (intuisi)



Teknik dan pemecahan masalah secara kreatif

Terdapat 3 tingkat model belajar dan teknik kreatif menurut Treffinger. Pada tingkat I diperkenalkan teknik sumbang saran dan teknik daftar periksa atau pertanyaan yang mengacu gagasan . Namun sebelum menggunakan teknik kreatif didalam kelas ,perlu diciptakan suasana atau iklim yang kondusif untuk pemikiran dan sikap kreatif didalam kelas, perlu diciptakan suasana yang kondusif untuk pemikiran dan sikap kreatif yaitu dengan melakukan pemanasan ,mengajukan pertanyaan yang memberikan kesempatan timbulnya berbagai macam jawaban atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan sendiri terhadap suatu masalah.

Ketiga teknik tersebut diantaranya :

1.         Teknik Tingkat I, untuk merangsang berpikir divergen, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan keterbukaan terhadap gagasan baru serta kepekaan terhadap masalah.

Teknik sumbang saran mempersyaratkan empat aturan dasar yaitu kebebasan dalam memberikan gagasan, tidak boleh memberi kritik pada tahap pencetusan gagasan, penekanan pada kuantitas dan kombinasi pengembangan gagasan. Teknik daftar periksa memberikan sejumlah kata kerja manipulatif untuk memudahkan pemberian gagasan yaitu modifikasi, penyesuaian dan menggabung.

2.    Teknik Tingkat II, melatih proses-proses pemikiran yang lebih majemuk, seperti yang dituntut pada teknik synectics, yaitu melatih untuk berpikir berdasarkan analogi dalam pemecahan masalah, diperkenalkan dalam penggunaan analogi fantasi, analogi langsung, dan analogi pribadi. Serta teknik futuristics, yaitu membantu mengantisipasi dan menciptakan masa depan. Keterampilan khususyang dapat digunakan dalam futuristic adalah menulis scenario ,  serta menggambar roda masa depan . 

3.    Teknik Tingkat III, menghadapkan siswa pada tantangan dan masalah nyata. Pendekatan pertama adalah Pemecahan masalah secara kreatif (pmk)yang meliputi 5 tahap yaitu :  didahuli oleh pemikiran dan perasaan kacau ketika masalah masih samar, yang kemudian diikuti oleh tahap penemuan fakt, penemuan masalah, penemuan gagasan ,penemuan solusi dan penemuan penerimaan .

Tuesday, October 22, 2013



Kami dari kelompok 4 pada performa kreativitas akan mempresentasikan video berupa proses pembuatan kue. Kelompok kami membuat nama 'khusus' untuk kue ini,yaitu "creativity chocolate cake".Nah kenapa kami menyebut konsep ini sebagai performa kreatif? karena menurut kelompok kami , membuat kue bukanlah proses yang mudah seperti yang kita bayangkan , diperlukan keterampilan dan ketekunan untuk menghasilkan kue yang 'sesuai', ditambah lagi pada saat proses menghias kue , dibutuhkan ide-ide kreatif untuk  menghasilkan penampilan kue yang terlihat menarik.
Disini terlebih dahulu kami akan menjelaskan bagaimana proses 'kreatif' ini berlangsung . Pertama sekali kami akan membeli bahan yang akan dibutuhkan untuk proses pembuatan kue (dan akan kami dokumentasikan!) , lalu kami akan pergi ke salah satu rumah dari anggota kelompok kami, kemudian disanalah kami akan bekerja keras untuk menghasilkan "creativity chocolate cake" tersebut, yang mana prosesnya meliputi memanggang dan menghias kue.
Sekian pemaparan singkat mengenai konsep performa kreativitas kami . SEE YOU &  WAIT FOR OUR NEXT VIDEO , GUYS :)


Ditinjau dari teori 4p:

  Person :

Berdasarkan aspek ini, kreativitas merupakan ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif inilah yang mencerminkan originalitas dari masing-masing individu.

Menurut Hulbeck (1945) tindakan kreatif muncul  dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Dimensi kepribadian atau motivasi meliputi ciri – ciri dorongan untuk berpartisipasi dan mendapat pengakuan, keuletan dalam mengahadapi rintangan , serta pengambilan risiko yang moderat. Berdasarkan definisi pribadi adalah berasal dari diri kami sendiri, yang mana kami berusaha keras untuk membuat tugas karya kreatif yang diberikan oleh Dosen Pengampu , dengan menggunakan seluruh kemampuan berpikir kreatif sehingga menghasilkan karya yang kreatif dan terbaik. 

      Process :
Aspek ini menyatakan bahwa anak dapat mengembangkan kreativitas jika diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan diberikan waktu untuk bersibuk diri secara kreatif.
Definisi mengenai proses yang terkenal adalah definisi Torrance (1988) tentang kreativitas yang pada dasarnya meliputi seluruh proses kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Menurut saya, definisi proses itu sendiri mengacu pada bagaimana kita berproses dalam  mempersiapkan diri dalam pemecahan masalah dengan belajar berpikir. Dalam pengembangan kreativitas  seseorang perlu diberikan kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif  serta diberikan kebebasan dalam mengekspresikan diri sendiri.
Dari definisi proses adalah dimulai dari proses kami dalam berpikir untuk menciptakan suatu karya yang kreatif dan inovatif, dilanjutkan dengan proses pembuatan karya yang kreatif dengan menggunakan seluruh kemampuan yang kami miliki dan pada akhirnya akan menghasilkan suatu karya yang kreatif
    
            Press :
Jika dikaitkan dengan aspek ini -di mana pada aspek ini menyatakan bahwa seseorang akan menghasilkan suatu produk kreativitas karena adanya dorongan yang berasal dari diri (motivasi intrinsik) dan dorongan yang berasal dari luar, seperti lingkungan, keluarga, sekolah, dll
Bakat kreatif seseorang akan terwujud dalam lingkungan yang mendukung , tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang . Jadi menurut pendapat saya pribadi, definisi press ini sendiri mengacu pada dorongan yang ada dalam diri individu (motivasi intrinsik), maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik), yang mana dorongan tersebut sangat membantu dalam perkembangan kreativitas.
Pendorong yang paling utama adalah dari diri kami sendiri (internal) yang mempunyai usaha dan kerja keras dalam menghasilkan suatu karya kreatif. Sedangkan pendorong lainnya berasal dari luar seperti halnya keluarga kami, yang mendukung untuk menghasilkan produk yang kreatif,selain itu juga adanya pendorong dari luar berupa nilai yang diberikan Dosen Pengampu,sehingga dengan adanya pendorong tersebut kami terus berusaha keras untuk menghasilkan karya yang terbaik .
     
         Produk :
Dan aspek yang terakhir ini adalah aspek yang menyatakan bahwa kondisi anak yang memungkinkan untuk menghasilkan produk yang kreatif adalah kondisi dimana adanya dukungan yang berasal dari luar dan juga diperlukan adanya motivasi yang berasal dari individu tersebut.
Menurut Haefele (1962), kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang mempunyai makna sosial . sedangkan menurut definisi Barron kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Menurut Rogers (dalam Vernon 1982), kriteria dari produk kreatif adalah; produk itu harus nyata,baru dan merupakan hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingungannya. Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan kondisi  lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong(press)  seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses kegiatan kreatif.
Produk yang kami hasilkan adalah karya kreatif berupa video mengenai proses pembuatan “chocolate cake”

Tuesday, October 15, 2013

Analisis Diri berdasaran Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat


BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku dan kepribadian manusia sering kali dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari internal maupun eksternal. Pengaruh internal itu dapat berupa motivasi diri, self-esteem, maupun self-efficacy, sedangkan pengaruh eksternal itu dapat berupa pengaruh lingkungan. Lingkungan dapat menjadi peranan penting bagi perkembangan manusia. Lingkungan itu dapat berupa keluarga, teman sebaya, guru, dan lain-lain. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menganalisis diri berdasarkan peranan-peranan yang ada, seperti keluarga, lingkungan, masyarakat dan sekolah.
Rumusan Masalah:
1.   Peranan apa yang penting dalam perkembangan diri saya?
2.   Aspek seperti apa yang menimbulkan perkembangan diri saya berdasarkan peranan keluarga, sekolah dan masyarakat?

2.1 Peranan Keluarga
         Berdasarkan Penelitian Dacey (1989): Dalam keluarga yang memiliki remaja yang kreatif, tidak banyak aturan yang diberlakukan dibandingkan keluarga yang biasa.
Orang tua yang merasa anaknya kreatif akan:
·      mendorong dan memberikan banyak kesempatan agar si anak dapat mengembangkan bakat.
       Gaya hidup dan penilaian orang tua terhadap kreativitas anak juga berpengaruh dalam perkembangan kreativitas . Serta kreativitas dapat berkembang dalam suasana non otoriter, yang memungkinkan individu untuk berpikir dan menyatakan diri secara bebas(Rogers, dalam Vernon , 1982).  
        
Dampak Sikap Orang Tua terhadap Kreativitas Anak
1.  Beberapa Faktor Penentu
ada beberapa faktor penentu perkembangan kreativitas anak menurut Amabile, yaitu:
·      Kebebasan. Orang tua yang memberikan kepercayaan anak untuk bebas cenderung memiliki anak yang kreatif dibandingkan dengan orang tua yang tidak memberikan kebebasan.
·      Respek. Orang tua yang percaya dan menghormati anak atas kemampuan yang dimilikinya cenderung memiliki anak yang kreatif.
·      Kedekatan Emosional yang Sedang. Kedekatan emosional yang terlalu dekat dan yang bermusuhan sama-sama memiliki dampak yang buruk bagi perkembangan kreativitas anak.
·      Prestasi, Bukan Angka. Orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak bukan hanya sekedar nilai, melainkan prestasi dan imaginasi dari anak.
·      Orang Tua Aktif dan Mandiri.
·      Menghargai Kreativitas. Anak akan cenderung melakukan hal kreatif jika diberikan dukungan dan dihargai atas apa yang akan dilakukannya.

     Menurut saya, keluarga adalah peranan yang penting bagi diri saya karena keluarga lah orang-orang terdekat kita yang pertama kali menanamkan nilai-nilai dan moral kepada kita. Orang tua saya adalah orang tua yang otoritatif dimana saya bisa mengeluarkan pendapat saya dengan bebas namun terarah karena dibatasi dengan adanya peraturan-peraturan tertentu.  Berdasarkan Rogers, kondisi keluarga yang non-otoriter (keluarga otoritatif) dapat memungkinkan anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Namun menurut saya (berdasarkan pengalaman saya) bukan gaya pengasuhan saja yang dapat meningkatkan kreativitas seorang anak. Karena apresiasi terhadap karya anak adalah hal yang terpenting untuk perkembangan kreativitas. Namun sebenarnya terdapat banyak faktor peranan keluarga yang mempengaruhi diri saya baik dalam hal perilaku, kepribadian dan perkembangan kreativitas saya. Sikap orang tua saya pun menjadi pengaruh terhadap perkembangan saya. Didalam keluarga saya, saya dapat mengemukakan pendapat saya dengan jelas dan pendapat saya cenderung didengarkan didalam keluarga saya karena saya dibebaskan untuk memberi pendapat walaupun terkadang saya diberikan arahan tentang yang mana benar dan salah. Kedekatan emosional saya dengan orang tua saya (terutama ibu) tergolong baik, saya sering bercerita tentang masalah pribadi saya dan kemudian diberikan feedback oleh orang tua saya.
     Dikarenakan sifat dan gaya pengasuhan orang tua saya yang seperti itu, pada saat saya berada di lingkungan luar (masyarakat), saya cenderung lebih terbuka dan saya cenderung menginginkan kebebasan yang sama seperti yang saya dapatkan dalam keluarga saya.

2.2    Peranan Sekolah
         Menurut Davis (dikutip dalam Sisk,1987) , ciri-ciri guru anak berbakat adalah:
·       Sikap demokratis
·       Ramah dan memberikan perhatian perorangan
·       Sabar, minat luas
·       Adil, tidak memihak
·       Memberi perhatian terhadap masalah anak
·       Menggunakan pujian
·       Dan mahir yang luar biasa dalam mengajar
Menurut Maker (1982), karakteristik guru anak berbakat dapat digolongkan menjadi :
·       Karakteristik filosofis :  guru anak berbakat perlu mencerminkan sikap kooperatif dan demokratis , serta mempunyai kompetensi dan minat terhadap pembelajaran
·       Karakteristik professional : strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa,  keterampilan bimbingan dan penyuluhan serta pemahaman psikologi siswa
·       Karakteristik pribadi : meliputi empati, kesejatian, aktualisasi diri, dan antusiasme atau semangat.

Strategi Mengajar       
1.         Penilaian
Penilaian guru terhadap pekerjaan murid menurut Amabile mungkin merupakan pembunuh kreativitas paling besar.
Apa yang dapat dilakukan guru?
·      Memberikan umpan balik yang berarti daripada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas.
·      Melibatkan siswa dalam menilai pekerrjaan mereka sendiri dan belajar dari kesalahan mereka
·      Penekanannya hendaknya terhadap “Apa yang telah kau pelajari?” dan bukan pada “Bagaimana kau melakukannya?”
Dalam kelas yang menunjang kreativitas, guru menilai pengetahuan dan kemajuan siswa melaui interaksi yang terus menerus dengan siswa.
Sistem ini membuat evaluasi lebih bersifat memberi informasi daripada mengawasi. Siswa melihat komentar guru tidak sebagai hadiah ataupun hukuman untuk mengawasinya, tetapi sebagai informasi yang berguna bagi belajar dan kinerja siswa.
2.         Hadiah
Anak senang menerima hadiah dan kadang-kadang melakukan segala seseatu untuk memperolehnya. Hadiah yang terbaik untuk pekerrjaan yang baik  adalah yang tidak berupa materri (intangible), seperti: senyuman atau anggukan, kata penghargaan,kesempatan untuk menampilkan dan mempresentasikan pekerjaan sendiridan pekerjaan tambahan. Jika iklim kelas sedemikian sehingga belajar menarik dan menyenangkan maka pekerjaan tambahan dapat merupakan hadiah.
3.         Pilihan
Kreativitas tidak akan berkembang jika anak hanya dapat melakukan seseatu dengan satu cara.Berilah kegiatan belajar yang tidak berstruktur dalam struktur tertentu.
Menurut saya peranan sekolah dalam perkembangan kreativitas saya bukan hanya berdasarkan peranan guru namun juga peranan teman sebaya juga berpengaruh dalam hal ini.
     Ada berbagai macam karakteristik guru yang ada di sekolah saya dulu. Ada yang bersifat permisif, yaitu tipe guru yang cenderung mengizinkan siswa melakukan apa saja tanpa ada larangan sama sekali; otoritatif, yaitu karakteristik guru yang memberi arahan kepada murid dan mengizinkan murid untuk mengemukakan pendapat; dan tipe otoriter, yaitu guru yang cenderung bersifat “mengatur” dan memberikan sedikit kebebasan terhadap muridnya. Berdasarkan beberapa karakteristik guru yang ada, saya merasa tipe guru yang otoritatif lah yang berperan dalam mengembangkan kreativitas saya. Karena menurut saya tipe guru yang seperti itulah yang dapat memberikan saya “ruang” untuk berbicara tanpa merasa tertekan. Perilaku dan sifat saya pun terasa berbeda dalam menghadapi masing-masing karakteristik dari guru tersebut.
     Selanjutnya, peranan teman sebaya juga merupakan peranan yang penting bagi saya. Mungkin dikarenakan saya merasa lebih nyaman bersama teman sebaya sehingga pengaruh teman sebaya mungkin lebih berpengaruh terhadap diri saya.


2.3    Peranan Masyarakat
         Arieti (1976) mengemukakan beberapa faktor sosiokultural yang creativogenic yaitu :
·       Tersedianya sarana-prasarana kebudayaan
·       Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan
·       Penekanan pada becoming tidak hanya pada being
·       Memberikan kesempatan terhadap  media kebudayaan bagi semua warga negara
·       Mengahargai rangsangan dari kebudayaan yang berbeda
·       Toleransi dan minat terhadap pandangan divergen
·        Interaksi antara pribadi yang berarti
·       Serta adanya penghargaan
Menurut Simonton (1978), ada tujuh perubah yang mempengaruhi perkembangan kreatif seorang individu, yaitu pendidikan formal, adanya model peran, fragmentasi politis, keadaan perang, gangguan sipil, Zeitgeist, dan ketidakstabilan politis. Kesimpulan Simonton tentang pentingnya kondisi sosiokultural terhadap perkembangan kreativitas , mengarahkan perhatian terhadap pengaruh dalam kebudayaan yang dapat memudahkan atau menghambat kreativitas anak.
         Menurut saya peranan masyarakat seperti tetangga, teman sebaya, orang dewasa berpengaruh juga terhadap perkembangan kreativitas saya karena saya ikut tergabung dalam masyarakat tersebut maka pasti ada kemungkinan bagi saya untuk terpengaruh oleh pola pikir masyarakat sekitar yang berada didekat saya walaupun mungkin tidak terlalu besar pengaruhnya jika dibandingkan dengan keluarga.



KESIMPULAN
         Kesimpulan dari artikel saya ini adalah menurut saya baik keluarga, lingkungan masyarakat, maupun sekolah sama-sama berpengaruh dalam perkembangan diri saya walaupun mungkin dalam porsi yang berbeda-beda karena masing-masing peranan memiliki dampak yang berbeda-beda bagi diri saya dan menurut saya, saya membutuhkan dampak yang berbeda tersebut bagi diri saya karena akan sulit bagi saya untuk berkembang hanya dengan satu peranan saja.