Tuesday, October 22, 2013



Kami dari kelompok 4 pada performa kreativitas akan mempresentasikan video berupa proses pembuatan kue. Kelompok kami membuat nama 'khusus' untuk kue ini,yaitu "creativity chocolate cake".Nah kenapa kami menyebut konsep ini sebagai performa kreatif? karena menurut kelompok kami , membuat kue bukanlah proses yang mudah seperti yang kita bayangkan , diperlukan keterampilan dan ketekunan untuk menghasilkan kue yang 'sesuai', ditambah lagi pada saat proses menghias kue , dibutuhkan ide-ide kreatif untuk  menghasilkan penampilan kue yang terlihat menarik.
Disini terlebih dahulu kami akan menjelaskan bagaimana proses 'kreatif' ini berlangsung . Pertama sekali kami akan membeli bahan yang akan dibutuhkan untuk proses pembuatan kue (dan akan kami dokumentasikan!) , lalu kami akan pergi ke salah satu rumah dari anggota kelompok kami, kemudian disanalah kami akan bekerja keras untuk menghasilkan "creativity chocolate cake" tersebut, yang mana prosesnya meliputi memanggang dan menghias kue.
Sekian pemaparan singkat mengenai konsep performa kreativitas kami . SEE YOU &  WAIT FOR OUR NEXT VIDEO , GUYS :)


Ditinjau dari teori 4p:

  Person :

Berdasarkan aspek ini, kreativitas merupakan ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif inilah yang mencerminkan originalitas dari masing-masing individu.

Menurut Hulbeck (1945) tindakan kreatif muncul  dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Dimensi kepribadian atau motivasi meliputi ciri – ciri dorongan untuk berpartisipasi dan mendapat pengakuan, keuletan dalam mengahadapi rintangan , serta pengambilan risiko yang moderat. Berdasarkan definisi pribadi adalah berasal dari diri kami sendiri, yang mana kami berusaha keras untuk membuat tugas karya kreatif yang diberikan oleh Dosen Pengampu , dengan menggunakan seluruh kemampuan berpikir kreatif sehingga menghasilkan karya yang kreatif dan terbaik. 

      Process :
Aspek ini menyatakan bahwa anak dapat mengembangkan kreativitas jika diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan diberikan waktu untuk bersibuk diri secara kreatif.
Definisi mengenai proses yang terkenal adalah definisi Torrance (1988) tentang kreativitas yang pada dasarnya meliputi seluruh proses kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Menurut saya, definisi proses itu sendiri mengacu pada bagaimana kita berproses dalam  mempersiapkan diri dalam pemecahan masalah dengan belajar berpikir. Dalam pengembangan kreativitas  seseorang perlu diberikan kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif  serta diberikan kebebasan dalam mengekspresikan diri sendiri.
Dari definisi proses adalah dimulai dari proses kami dalam berpikir untuk menciptakan suatu karya yang kreatif dan inovatif, dilanjutkan dengan proses pembuatan karya yang kreatif dengan menggunakan seluruh kemampuan yang kami miliki dan pada akhirnya akan menghasilkan suatu karya yang kreatif
    
            Press :
Jika dikaitkan dengan aspek ini -di mana pada aspek ini menyatakan bahwa seseorang akan menghasilkan suatu produk kreativitas karena adanya dorongan yang berasal dari diri (motivasi intrinsik) dan dorongan yang berasal dari luar, seperti lingkungan, keluarga, sekolah, dll
Bakat kreatif seseorang akan terwujud dalam lingkungan yang mendukung , tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang . Jadi menurut pendapat saya pribadi, definisi press ini sendiri mengacu pada dorongan yang ada dalam diri individu (motivasi intrinsik), maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik), yang mana dorongan tersebut sangat membantu dalam perkembangan kreativitas.
Pendorong yang paling utama adalah dari diri kami sendiri (internal) yang mempunyai usaha dan kerja keras dalam menghasilkan suatu karya kreatif. Sedangkan pendorong lainnya berasal dari luar seperti halnya keluarga kami, yang mendukung untuk menghasilkan produk yang kreatif,selain itu juga adanya pendorong dari luar berupa nilai yang diberikan Dosen Pengampu,sehingga dengan adanya pendorong tersebut kami terus berusaha keras untuk menghasilkan karya yang terbaik .
     
         Produk :
Dan aspek yang terakhir ini adalah aspek yang menyatakan bahwa kondisi anak yang memungkinkan untuk menghasilkan produk yang kreatif adalah kondisi dimana adanya dukungan yang berasal dari luar dan juga diperlukan adanya motivasi yang berasal dari individu tersebut.
Menurut Haefele (1962), kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru yang mempunyai makna sosial . sedangkan menurut definisi Barron kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru. Menurut Rogers (dalam Vernon 1982), kriteria dari produk kreatif adalah; produk itu harus nyata,baru dan merupakan hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingungannya. Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan kondisi  lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong(press)  seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses kegiatan kreatif.
Produk yang kami hasilkan adalah karya kreatif berupa video mengenai proses pembuatan “chocolate cake”

Tuesday, October 15, 2013

Analisis Diri berdasaran Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat


BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku dan kepribadian manusia sering kali dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari internal maupun eksternal. Pengaruh internal itu dapat berupa motivasi diri, self-esteem, maupun self-efficacy, sedangkan pengaruh eksternal itu dapat berupa pengaruh lingkungan. Lingkungan dapat menjadi peranan penting bagi perkembangan manusia. Lingkungan itu dapat berupa keluarga, teman sebaya, guru, dan lain-lain. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menganalisis diri berdasarkan peranan-peranan yang ada, seperti keluarga, lingkungan, masyarakat dan sekolah.
Rumusan Masalah:
1.   Peranan apa yang penting dalam perkembangan diri saya?
2.   Aspek seperti apa yang menimbulkan perkembangan diri saya berdasarkan peranan keluarga, sekolah dan masyarakat?

2.1 Peranan Keluarga
         Berdasarkan Penelitian Dacey (1989): Dalam keluarga yang memiliki remaja yang kreatif, tidak banyak aturan yang diberlakukan dibandingkan keluarga yang biasa.
Orang tua yang merasa anaknya kreatif akan:
·      mendorong dan memberikan banyak kesempatan agar si anak dapat mengembangkan bakat.
       Gaya hidup dan penilaian orang tua terhadap kreativitas anak juga berpengaruh dalam perkembangan kreativitas . Serta kreativitas dapat berkembang dalam suasana non otoriter, yang memungkinkan individu untuk berpikir dan menyatakan diri secara bebas(Rogers, dalam Vernon , 1982).  
        
Dampak Sikap Orang Tua terhadap Kreativitas Anak
1.  Beberapa Faktor Penentu
ada beberapa faktor penentu perkembangan kreativitas anak menurut Amabile, yaitu:
·      Kebebasan. Orang tua yang memberikan kepercayaan anak untuk bebas cenderung memiliki anak yang kreatif dibandingkan dengan orang tua yang tidak memberikan kebebasan.
·      Respek. Orang tua yang percaya dan menghormati anak atas kemampuan yang dimilikinya cenderung memiliki anak yang kreatif.
·      Kedekatan Emosional yang Sedang. Kedekatan emosional yang terlalu dekat dan yang bermusuhan sama-sama memiliki dampak yang buruk bagi perkembangan kreativitas anak.
·      Prestasi, Bukan Angka. Orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak bukan hanya sekedar nilai, melainkan prestasi dan imaginasi dari anak.
·      Orang Tua Aktif dan Mandiri.
·      Menghargai Kreativitas. Anak akan cenderung melakukan hal kreatif jika diberikan dukungan dan dihargai atas apa yang akan dilakukannya.

     Menurut saya, keluarga adalah peranan yang penting bagi diri saya karena keluarga lah orang-orang terdekat kita yang pertama kali menanamkan nilai-nilai dan moral kepada kita. Orang tua saya adalah orang tua yang otoritatif dimana saya bisa mengeluarkan pendapat saya dengan bebas namun terarah karena dibatasi dengan adanya peraturan-peraturan tertentu.  Berdasarkan Rogers, kondisi keluarga yang non-otoriter (keluarga otoritatif) dapat memungkinkan anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Namun menurut saya (berdasarkan pengalaman saya) bukan gaya pengasuhan saja yang dapat meningkatkan kreativitas seorang anak. Karena apresiasi terhadap karya anak adalah hal yang terpenting untuk perkembangan kreativitas. Namun sebenarnya terdapat banyak faktor peranan keluarga yang mempengaruhi diri saya baik dalam hal perilaku, kepribadian dan perkembangan kreativitas saya. Sikap orang tua saya pun menjadi pengaruh terhadap perkembangan saya. Didalam keluarga saya, saya dapat mengemukakan pendapat saya dengan jelas dan pendapat saya cenderung didengarkan didalam keluarga saya karena saya dibebaskan untuk memberi pendapat walaupun terkadang saya diberikan arahan tentang yang mana benar dan salah. Kedekatan emosional saya dengan orang tua saya (terutama ibu) tergolong baik, saya sering bercerita tentang masalah pribadi saya dan kemudian diberikan feedback oleh orang tua saya.
     Dikarenakan sifat dan gaya pengasuhan orang tua saya yang seperti itu, pada saat saya berada di lingkungan luar (masyarakat), saya cenderung lebih terbuka dan saya cenderung menginginkan kebebasan yang sama seperti yang saya dapatkan dalam keluarga saya.

2.2    Peranan Sekolah
         Menurut Davis (dikutip dalam Sisk,1987) , ciri-ciri guru anak berbakat adalah:
·       Sikap demokratis
·       Ramah dan memberikan perhatian perorangan
·       Sabar, minat luas
·       Adil, tidak memihak
·       Memberi perhatian terhadap masalah anak
·       Menggunakan pujian
·       Dan mahir yang luar biasa dalam mengajar
Menurut Maker (1982), karakteristik guru anak berbakat dapat digolongkan menjadi :
·       Karakteristik filosofis :  guru anak berbakat perlu mencerminkan sikap kooperatif dan demokratis , serta mempunyai kompetensi dan minat terhadap pembelajaran
·       Karakteristik professional : strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa,  keterampilan bimbingan dan penyuluhan serta pemahaman psikologi siswa
·       Karakteristik pribadi : meliputi empati, kesejatian, aktualisasi diri, dan antusiasme atau semangat.

Strategi Mengajar       
1.         Penilaian
Penilaian guru terhadap pekerjaan murid menurut Amabile mungkin merupakan pembunuh kreativitas paling besar.
Apa yang dapat dilakukan guru?
·      Memberikan umpan balik yang berarti daripada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas.
·      Melibatkan siswa dalam menilai pekerrjaan mereka sendiri dan belajar dari kesalahan mereka
·      Penekanannya hendaknya terhadap “Apa yang telah kau pelajari?” dan bukan pada “Bagaimana kau melakukannya?”
Dalam kelas yang menunjang kreativitas, guru menilai pengetahuan dan kemajuan siswa melaui interaksi yang terus menerus dengan siswa.
Sistem ini membuat evaluasi lebih bersifat memberi informasi daripada mengawasi. Siswa melihat komentar guru tidak sebagai hadiah ataupun hukuman untuk mengawasinya, tetapi sebagai informasi yang berguna bagi belajar dan kinerja siswa.
2.         Hadiah
Anak senang menerima hadiah dan kadang-kadang melakukan segala seseatu untuk memperolehnya. Hadiah yang terbaik untuk pekerrjaan yang baik  adalah yang tidak berupa materri (intangible), seperti: senyuman atau anggukan, kata penghargaan,kesempatan untuk menampilkan dan mempresentasikan pekerjaan sendiridan pekerjaan tambahan. Jika iklim kelas sedemikian sehingga belajar menarik dan menyenangkan maka pekerjaan tambahan dapat merupakan hadiah.
3.         Pilihan
Kreativitas tidak akan berkembang jika anak hanya dapat melakukan seseatu dengan satu cara.Berilah kegiatan belajar yang tidak berstruktur dalam struktur tertentu.
Menurut saya peranan sekolah dalam perkembangan kreativitas saya bukan hanya berdasarkan peranan guru namun juga peranan teman sebaya juga berpengaruh dalam hal ini.
     Ada berbagai macam karakteristik guru yang ada di sekolah saya dulu. Ada yang bersifat permisif, yaitu tipe guru yang cenderung mengizinkan siswa melakukan apa saja tanpa ada larangan sama sekali; otoritatif, yaitu karakteristik guru yang memberi arahan kepada murid dan mengizinkan murid untuk mengemukakan pendapat; dan tipe otoriter, yaitu guru yang cenderung bersifat “mengatur” dan memberikan sedikit kebebasan terhadap muridnya. Berdasarkan beberapa karakteristik guru yang ada, saya merasa tipe guru yang otoritatif lah yang berperan dalam mengembangkan kreativitas saya. Karena menurut saya tipe guru yang seperti itulah yang dapat memberikan saya “ruang” untuk berbicara tanpa merasa tertekan. Perilaku dan sifat saya pun terasa berbeda dalam menghadapi masing-masing karakteristik dari guru tersebut.
     Selanjutnya, peranan teman sebaya juga merupakan peranan yang penting bagi saya. Mungkin dikarenakan saya merasa lebih nyaman bersama teman sebaya sehingga pengaruh teman sebaya mungkin lebih berpengaruh terhadap diri saya.


2.3    Peranan Masyarakat
         Arieti (1976) mengemukakan beberapa faktor sosiokultural yang creativogenic yaitu :
·       Tersedianya sarana-prasarana kebudayaan
·       Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan
·       Penekanan pada becoming tidak hanya pada being
·       Memberikan kesempatan terhadap  media kebudayaan bagi semua warga negara
·       Mengahargai rangsangan dari kebudayaan yang berbeda
·       Toleransi dan minat terhadap pandangan divergen
·        Interaksi antara pribadi yang berarti
·       Serta adanya penghargaan
Menurut Simonton (1978), ada tujuh perubah yang mempengaruhi perkembangan kreatif seorang individu, yaitu pendidikan formal, adanya model peran, fragmentasi politis, keadaan perang, gangguan sipil, Zeitgeist, dan ketidakstabilan politis. Kesimpulan Simonton tentang pentingnya kondisi sosiokultural terhadap perkembangan kreativitas , mengarahkan perhatian terhadap pengaruh dalam kebudayaan yang dapat memudahkan atau menghambat kreativitas anak.
         Menurut saya peranan masyarakat seperti tetangga, teman sebaya, orang dewasa berpengaruh juga terhadap perkembangan kreativitas saya karena saya ikut tergabung dalam masyarakat tersebut maka pasti ada kemungkinan bagi saya untuk terpengaruh oleh pola pikir masyarakat sekitar yang berada didekat saya walaupun mungkin tidak terlalu besar pengaruhnya jika dibandingkan dengan keluarga.



KESIMPULAN
         Kesimpulan dari artikel saya ini adalah menurut saya baik keluarga, lingkungan masyarakat, maupun sekolah sama-sama berpengaruh dalam perkembangan diri saya walaupun mungkin dalam porsi yang berbeda-beda karena masing-masing peranan memiliki dampak yang berbeda-beda bagi diri saya dan menurut saya, saya membutuhkan dampak yang berbeda tersebut bagi diri saya karena akan sulit bagi saya untuk berkembang hanya dengan satu peranan saja.

Wednesday, October 9, 2013

Resume Bab 4: Peranan Keluarga dalam Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak


Teori Persimpangan Kreativitas (Creativity Intersection)
    Dalam usaha pengembangan kreativitas anak, anak sebaiknya diberikan latihan pada keterampilan sesuai dengan bakat dan sesuai dengan apa yg diinginkan anak. Orang tua dan pendidik bertugas menciptakan iklim ataupun kondisi yang baik bagi pengembangan kreativitas anak dan memberikan sarana yang cukup. Dan juga dibutuhkan adanya motivasi intrinsik pada anak agar terwujudnya keberhasilan kreatif. Keberhasilan kreatif adalah persimpangan antara keterampilan anak dalam bidang tertentu, keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, dan motivasi intrinsik.

Karakteristik Keluarga yang Kreatif

1.     Penelitian Dacey
     Dacey melakukan penelitian mengenai karakteristik keluarga yang kreatif dan penelitian ini meliputi pengetesan terhadap sampel remaja, dilanjutkan dengan wawancara terhadap anggota keluarga tentang berbagai topik mengenai gaya hidup keluarga. Terdapat beberapa kesimpulan dan karakteristik yang mempengaruhi kreativitas pada anak dari hasil studi tersebut, yaitu:
·         Faktor genetis VS Lingkungan
·         Aturan perilaku
·         Tes Kreativitas sebagai Prediktor Prestasi Kreatif Remaja
·         Masa kritis
·         Humor
·         Ciri-Ciri Menonjol Lainnya
·         Perumahan
·         Pengakuan dan Penguatan pada Usia Dini
·         Gaya Hidup Orang Tua
·         Trauma
·         Dampak dari Sekolah
·         Bekerja Keras
·         Dominasi Lateral
·         Perbedaan Jenis Kelamin
·         Penilaian Orang Tua Mengenai Kreativitas Anak
·         Jumlah Koleksi

Hubungan antara Latar Belakang Keluarga dan Kinerja Anak
    Pada tahun 1977 penulis melakukan studi di Jakarta untuk melihat hubungan antara beberapa perubah lingkungan keluarga dan kinerja anak, termasuk intelegensi kreativitas dan prestasi belajar. Kesimpulan dari penelitian tersrbut adalah:
  • Pada tingkat SD, perhatian dan pengawasan orang tua terhadap tugas anak menunjukkan hubungan positif dengan kinerja anak. Namun pada tingkat SMP hal tersebut tidak berlaku. Anak SMP tidak memerlukan pengawasan orang tua untuk berprestasi dengan baik.
  • Kemampuan keluarga untuk menyediakan sarana belajar yang baik bagi anak memiliki hubungan positif dengan tingkat kinerja anak.
  • Orang tua yang terlalu banyak ikut campur terhadap tugas ataupun minat anak untuk membaca tidak menghasilkan tingkat kinerja yang lebih tinggi pada kreativitas.


Studi tentang Keluarga Anak Berbakat di Indonesia
    Pada penelitian yang dilakukan oleh Utami Munandar pada tahun 1982 menunjukkan bahwa keluarga dari anak berbakat memiliki tingkat pendidikan, jabatan profesional, dan penghasilan yang lebih tinggi. Dan keluarga dari anak berbakat cenderung menekankan pada “inisiatif” dan “ketekunan” dibandingkan dengan keluarga anak dengan IQ rata-rata.

Mengembangkan Kreativitas Anak di Rumah
            Pada contoh kasus yang ada dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai bagaimana menciptakan kondisi yang baik dalam mengembangkan kreativitas anak di rumah:
  • Anak hendaknya diberikan kebebasan yang terarah dan tidak diberikan tekanan sehingga anak dapat memunculkan motivasi intrinsik.
  •  Memberikan sarana yang memadai bagi perkembangan minat anak.
  • Orang tua diharapkan dapat berperan sebagai motivator da narasumber bagi anak.
  • Orang tua diharapkan menghargai produk yang dihasilkan anak dalam pengembangan kreativitasnya.


Dampak Sikap Orang Tua terhadap Kreativitas Anak
1.     Beberapa Faktor Penentu
         Ada beberapa faktor penentu perkembangan kreativitas anak menurut Amabile, yaitu:
  1.      Kebebasan. Orang tua yang memberikan kepercayaan anak untuk bebas cenderung memiliki anak yang kreatif dibandingkan dengan orang tua yang tidak memberikan kebebasan.
  2.     Respek. Orang tua yang percaya dan menghormati anak atas kemampuan yang dimilikinya cenderung memiliki anak yang kreatif.
  3.    Kedekatan Emosional yang Sedang. Kedekatan emosional yang terlalu dekat dan yang bermusuhan sama-sama memiliki dampak yang buruk bagi perkembangan kreativitas anak.
  4.       Prestasi, Bukan Angka. Orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak bukan hanya sekedar nilai, melainkan prestasi dan imaginasi dari anak.
  5.        Orang Tua Aktif dan Mandiri.
  6.      Menghargai Kreativitas. Anak akan cenderung melakukan hal kreatif jika diberikan dukungan dan dihargai atas apa yang akan dilakukannya.

2.     Orang Tua sebagai Model
            Semua orang tua dapat menjadi model bagi anak: guru, anggota keluarga, teman orang tua, atau kakek-nenek. Tetapi yang paling penting adalah orang tua yang kreatif yang disiplin dan tekun dalam bekerja dan mengerjakan minatnya.

Orang Tua sebagai Pendukung Program Anak Berbakat
            Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mendukung program anak berbakat, yaitu:
1.     Orang tua dan guru hendaknya bekerja sama dengan guru dalam membimbing anak berbakat.
2.   Orang tua yang memiliki kemampuan ahli hendaknya dapat membantu anak untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
3. Kelompok orang tua dapat menyadarkan orang tua anak berbakat lainnya akan pentingnya mengembangkan minat dan bakat dan mengerti akan kebutuhan anak berbakat.