Wednesday, November 13, 2013

Performa Kreativitas Pribadi


Halo teman-teman..
Udah lihat foto diatas belum? Nah foto itu adalah performa kreativitas pribadi yang akan saya tampilkan. Kenapa lukisan? Karena menurut saya lukisan inilah 'wadah' dimana saya bisa mengungkapkan apa yang ingin saya katakan, lukisan juga dapat memberikan saya ketenangan dalam melakukan prosesnya dimana saya merasa bebas dan dapat menyelesaikan lukisan ini tanpa diburu oleh waktu dan kebetulan juga saya hobi melukis maka saya akan menampilkan ini sebagai performa kreativitas pribadi. Ayo terusin baca posting-an ini ya teman-teman :D

Ada beberapa alat yang digunakan untuk melukis, yaitu:

1. Kanvas



2. Kuas



3. Cat Minyak/Air


Saya mulai melukis sekitar 3 tahun terakhir dan saya menghasilkan 5 lukisan seperti yang telah terpampang di awal posting-an ini. Untuk lebih jelasnya saya akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai lukisan saya tersebut secara satu per satu.


1. Lukisan ini terinspirasi dari lukisan yang dibuat oleh teman saya yang bernama Jeong Joory. Dia adalah seseorang berkebangsaan Korea yang mengikuti kelas seni. Mengapa saya malah terinspirasi hanya pada gambar ini? karena menurut saya gambaran yang dibuatnya lumayan unik dan saya suka melihat campuran warna yang dibuatnya sehingga saya ingin membuat gambaran yang hidup seperti yang dilakukan olehnya.













2. lukisan yang kedua ini adalah lukisan hasil bersama yang saya lakukan dengan teman sekolah saya dahulu. Kami melukis ini tanpa adanya paksaan dan kami memilih tema lukisan ini secara bebas.

















3. untold story. Seperti itulah saya menamakan lukisan ini. Mengapa saya menamakannya seperti itu? karena ada hal yang 'tersimpan' didalam lukisan tersebut. Jika teman-teman dapat melihat lebih seksama, sebenarnya ada sosok perempuan yang ada di samping tokoh pria tersebut. Saya juga tidak mengerti mengapa saya melukiskannya seperti itu, namun saya merasa ada hal yang berbeda dari lukisan saya ini dan saya ingin menunjukkannya dengan bayangan wanita yang telah saya hapus dengan 'sengaja' di lukisan tersebut.












4. Lukisan ini adalah suatu gambaran pemandangan yang 'bila ada' tersebut, saya sangat ingin mengunjunginya. Saya dapat membayangkan tempat tersebut dengan rasa nyaman dan tenang.











5. Lukisan terakhir ini sebenarnya adalah lukisan makanan cemilan prancis yang dinamai dengan macaroon. Macaroon ini adalah cemilan yang sudah ada dari zaman kerajaan. saya terinspirasi untuk melukis ini dikarenakan saya suka menonton film Marie Antonniette.








Nah, selanjutnya saya akan mengaitkan performa ini dengan teori yang telah saya pelajari di kelas kreativitas, yaitu teori 4P. Berikut adalah penjabarannya..


1.    Person
            Berdasarkan aspek ini, kreativitas merupakan ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif inilah yang mencerminkan originalitas dari masing-masing individu. Saya akan menjelaskan hal ini dan dikaitkan dengan teori 4P, di mana saya akan menjelaskan “apa, bagaimana, siapa, dll yang dianggap sebagai pribadi kreatif.” Orang yang saya bicarakan pada bagian person ini adalah diri saya sendiri. Di mana saya setuju dengan pernyataan diatas bahwa kreativitas merupakan ungkapan diri kita yang memunculkan keunikan yang membuat kita berbeda dengan yang lainnya, dan juga kreativitas itu dapat muncul dalam bentuk ungkapan lain, seperti lukisan, di mana ada makna yang tersirat yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Hal itulah yang saya rasakan ketika saya melukis, saya merasa bahwa saya adalah orang yang agak kesulitan untuk mengatakan hal yang ingin saya katakana secara langsung, jadi sering kali saya ‘melampiaskan’nya dengan cara melukis. Walaupun saya tau lukisan yang saya buat tidaklah seberapa, namun saya lebih mementingkan rasa puas dan kelegaan yang saya rasakan ketika lukisan-lukisan itu selesai.

2.    Press
            Jika dikaitkan dengan aspek ini -di mana pada aspek ini menyatakan bahwa seseorang akan menghasilkan suatu produk kreativitas karena adanya dorongan yang berasal dari diri (motivasi intrinsik) dan dorongan yang berasal dari luar, seperti lingkungan, keluarga, sekolah, dll- saya merasa bahwa dorongan (press) yang lebih berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas adalah dorongan yang berasal dari dalam diri saya. Mengapa demikian? Karena saya merasa lingkungan dan keluarga saya hanya mendukung seadanya saja terhadap hobi saya tersebut, namun bukan berarti tidak mendukung saya sama sekali, karena keluarga saya sering memberikan saya waktu luang dan memberikan fasilitas yang baik untuk melukis tanpa adanya gangguan, namun ketika produk itu selesai, mereka lebih cenderung bersikap ‘biasa-biasa saja’. Jadi karena saya mengetahui kondisi eksternal yang kurang mendukung saya, saya mencoba untuk memunculkan motivasi intrinsik pada diri saya sendiri.

3.    Process
            Aspek ketiga ini menyatakan bahwa anak dapat mengembangkan kreativitas jika diberikan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif dan diberikan waktu untuk bersibuk diri secara kreatif. Dalam aspek ini, berdasarkan pengalaman saya, saya merasa baik keluarga maupun sekolah, sama-sama memberikan waktu luang untuk saya agar saya dapat melukis ataupun menggambar. Dalam hal ini saya merasa diuntungkan dengan adanya mata pelajaran “kesenian” di sekolah saya dulu, di mana guru yang mengajar sering mengajak kami untuk menggambar namun tidak diberikan tekanan dan tidak diberikan konsep yang kaku sehingga saya merasa lebih luwes untuk mengekspresikan hobi saya tersebut.
4.    Product
            Dan aspek yang terakhir ini adalah aspek yang menyatakan bahwa kondisi anak yang memungkinkan untuk menghasilkan produk yang kreatif adalah kondisi dimana adanya dukungan yang berasal dari luar dan juga diperlukan adanya motivasi yang berasal dari individu tersebut. Berdasarkan hobi saya, jelas bahwa produk yang saya hasilkan adalah berupa lukisan yang berisikan ekspresi saya ataupun ungkapan saya terhadap sesuatu yang menarik. 



Itulah yang bisa saya jelaskan mengenai lukisan yang telah saya buat sebagai hasil produk kreativitas. walaupun menurut orang lain karya saya belum seberapa, saya membuat lukisan ini bukan didasarkan pada hasilnya, melainkan lebih mementingkan proses pembuatan dan perasaan 'lega' ketika lukisan ini selesai. Dan saya juga tidak menutup pikiran saya, saya akan merasa sangat berterima kasih bagi teman-teman yang ingin memberikan komentar, kritik dan saran mengenai produk kreativitas saya ini..


Resume Pembelajaran dan Teknik Kreatif


Kurikulum berdiferensiasi untuk siswa berbakat

A.   Pengantar
      Kurikulum adalah serangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Departemen pendidikan dan kebudayaan 1994:4).


B.   Kurikulum Berdiferensiasi


            Kurikulum umum bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak pada umumnya, sedangkan kurikulum berdeferensiasi merupakan jawaban terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan anak didik (Utami munandar,1992) . Untuk melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat perlu diusahakan pendidikan yang berdiferensiasi, yaitu yang memberi pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa (Ward,1980). Kurikulum berdiferensiasi bertujuan memberi pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa.

Beberapa unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam kurikulum berdeferensiasi untuk siswa berbakat (clark,1983) :

Þ  Materi yang lebih maju
Þ  Bekerja dengan konsep dan proses pemikiran   yang abstrak
Þ  Mencipta informasi dan produk baru
Þ  Pengembangan dari pertumbuhan pribadi dalam sikap an Perasaan

Sisk (1987) merumuskan asas kurikulum yang berdeferensiasi yang dikembangkan oleh Leadership Training Institute sebagai berikut :

Þ  Menyampaikan materi yang berhubungan dengan tema yang luas
Þ  Memadukan banyak disiplin dalam bidang studi
Þ  Mengembangkan keterampilan belajar yang mandiri atau diarahkan kepada diri sendiri

C.    Modifikasi Kurikulum
      Maker (1982) menekankan bahwa kurikulum anak harus dimodifikasi agar memperoleh pembelajaran yang sesuai, diantaranya adalah lingkungan belajar, konten pembelajaran, proses atau metode pembelajaran dan proses belajar siswa. Dengan demikian siswa berbakat menjadi pelajar yang aktif dalam lingkungan yang memupuk perkembangan keterampilan dan kemampuan baru.
            Hal yang perlu dimodifikasi ialah:
1.    Modifikasi konten kurikulum
2.    Modifikasi Proses/metode pembelajaran
3.    Modifikasi produk belajar
4.    Memilih modifikasi yang sesuai
5.    Modifikasi lingkungan belajar
6.    Rencana Kurikuler

D.   Ilmu pengetahuan alam untuk siswa berbakat


o   Sains (IPA) dan dan matematika amat penting dalam pendidikan siswa saat ini dan memerlukan pengembangan tesu menerus. Memenuhi kebutuhan siswa berbakat dalam sains (IPA) dan matematika penting untuk kesejahteraan masyarakat dan individu

o   Bahasa tidak hanya merupakan alat sosialisasi tetapi juga sebagai dassar perkembangan kecerdasan. Pembelajaran bahasa menekankan pengarahan diei,keterampilan kreatif produktif, abstraksi dan pemikiran tingkat tinggi serta penggunaan tema yang luas dalam prestasi materi.

o   Dalam pembelajaran IPS untuk siswa berbakat,penekanannya adalah memberikan siswa berbakat, alat untuk memberikan sumbangan orisinal terhadap masyarakat dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.


Model belajar mengajar kreatif

Banyak model belajar mengajar yang dapat digunakan dan bermanfaat bagi ssiswa pada umumnya dan khususnya bagi siswa berbakat di dalam kelas.  Berikut ini 8 model yang dapat memberikan sumbangan bermankan bagi pendidikan siswa berbakat, khususnya yang berkenaan dengan pengembangan kreativitas. Untuk kurikulum yang komprehensif model dapat digabung untuk digunakan dalam tujuan tertentu .

Khususnya untuk pengembangan kreativitas anak berbakat , setiap model itu diantaranya :

1.      Taksonomi Bloom tentang Sasaran Pendidikan Ranah Kognitif memungkinkan peningkatan berpikir kreatif melalui sintesis.

2.      Model Struktur Intelek dari Guilford, melalui kategori berpikir divergen, aspek-aspek seperti kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dalam berpikir dapat dilatih.

3.      Model Talenta Berganda dari Taylor terutama di bidang kreatif-produktif dapat mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.

4.      Model Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif mengajukan tiga tingkat , mulai dari yang relatif sederhana sampai dengan yang majemuk untuk belajar kreatif.

5.      Model Enrichment Triad dari Renzulli memberikan kesempatan pengalaman pengayaan, dan khususnya menyelidiki masalah merupakan tantangan bagi siswa berbakat, namun semuanya dapat memupuk kreativitas.

6.      Model Williams tentang Perilaku Kognitif-Afektif di Dalam Kelas mengingatkan kita bahwa perilaku kreatif tidak hanya menuntut kemampuan berpikir kreatif, tetapi juga ciri-ciri afektif dari kreativitas.

7.      Model Taksonomi Sasaran Pendidikan Afektif dari Krathwohl menekankan pentingnya mengembangkan sistem nilai pada semua siswa dan khususnya siswa berbakat, yang mendasari perilaku secara konsisten. Hal ini penting untuk membantu mewujudkan kreativitas yang konstruktif dan tidak yang destruktif.

8.      Model Pendidikan Integratif dari Clark mengajukan konsep yang terpadu tentang kreativitas, yang memerkukan perpaduan antara fungsi berpikir, perasaan, pengindraan, dan firasat (intuisi)



Teknik dan pemecahan masalah secara kreatif

Terdapat 3 tingkat model belajar dan teknik kreatif menurut Treffinger. Pada tingkat I diperkenalkan teknik sumbang saran dan teknik daftar periksa atau pertanyaan yang mengacu gagasan . Namun sebelum menggunakan teknik kreatif didalam kelas ,perlu diciptakan suasana atau iklim yang kondusif untuk pemikiran dan sikap kreatif didalam kelas, perlu diciptakan suasana yang kondusif untuk pemikiran dan sikap kreatif yaitu dengan melakukan pemanasan ,mengajukan pertanyaan yang memberikan kesempatan timbulnya berbagai macam jawaban atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan sendiri terhadap suatu masalah.

Ketiga teknik tersebut diantaranya :

1.         Teknik Tingkat I, untuk merangsang berpikir divergen, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan keterbukaan terhadap gagasan baru serta kepekaan terhadap masalah.

Teknik sumbang saran mempersyaratkan empat aturan dasar yaitu kebebasan dalam memberikan gagasan, tidak boleh memberi kritik pada tahap pencetusan gagasan, penekanan pada kuantitas dan kombinasi pengembangan gagasan. Teknik daftar periksa memberikan sejumlah kata kerja manipulatif untuk memudahkan pemberian gagasan yaitu modifikasi, penyesuaian dan menggabung.

2.    Teknik Tingkat II, melatih proses-proses pemikiran yang lebih majemuk, seperti yang dituntut pada teknik synectics, yaitu melatih untuk berpikir berdasarkan analogi dalam pemecahan masalah, diperkenalkan dalam penggunaan analogi fantasi, analogi langsung, dan analogi pribadi. Serta teknik futuristics, yaitu membantu mengantisipasi dan menciptakan masa depan. Keterampilan khususyang dapat digunakan dalam futuristic adalah menulis scenario ,  serta menggambar roda masa depan . 

3.    Teknik Tingkat III, menghadapkan siswa pada tantangan dan masalah nyata. Pendekatan pertama adalah Pemecahan masalah secara kreatif (pmk)yang meliputi 5 tahap yaitu :  didahuli oleh pemikiran dan perasaan kacau ketika masalah masih samar, yang kemudian diikuti oleh tahap penemuan fakt, penemuan masalah, penemuan gagasan ,penemuan solusi dan penemuan penerimaan .